Kamis, 18 Mei 2017

PRAKTEK MANDIRI KBI DAN KBE OLEH HELMI NOR MAYA STIKES DARUL AZHAR BATULICIN PRODI D3 KEBIDANAN



Mata Kuliah : Kegawatdaruratan  Neonatal dan Maternal
Dosen Pengampu : Lidia Widia, S,ST.M.Kes





Kompresi Bimanula Internal Dan Eksternal
BAB I
PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Namun dapat menjadi patologis atau tidak normal sesuai dengan kondisinya. Bidan sebagai tenaga medis terdepan ditengah masyarakat memegang peranan yang sangat penting untuk dapat memberi pendidikan kepada masyarakat, sehingga dapat ikut serta menurunkan angka kemantian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ).  Dalam melakukan asuhan pada kala I,II,III,dan IV harus diberikan sesuai dengan kebutuhan klien.

Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Rata-rata lama kala III berkisar 15-30 menit, baik pada primipara maupun multipara. Rata-rata kematian pada ibu dialami pada kala III, salah satu penyebabnya adalah atonia uteri atau suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.
Keadaan ini dapat terjadi apabila uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil fundus uteri dan untuk mengatasinya segera dilakukan kompresi bimanual internal ( KBI ) dan kompresi bimanual eksternal (KBE).
    B.   Rumusan Masalaha
1.    Apa yang dimaksud dengan kompresi bimanual ?
2.    Bagaimana langkah dalam melakukan KBI dan KBE?
    C.  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui maksud dari kompresi bimanual.
2.    Untuk mengetahui bagaimana langkah dalam melakukan KBI dan KBE
BAB II
PEMBAHASAN

KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL DAN EKSTERNAL

Kompresi bimanula adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara mekanik. Proses mekanik yang digunakan adalah dengan aplikasi tekanan pada korpus uteri sebagai upaya pengganti kontraksi miometrium(yang semantara waktu tidak berkontyraksi). Kontraksi miometrium dibutuhkan untuk menjepit anyaman cabang-cabang pembuluh darah besar yang berjalan diantaranya.
Proses ini dilakukan dari luar (KBE) atau dari dalam (KBI), tergantung tahapan upaya mana yang memberikan hasil atau dapat mengatasi perdarahan yang terjadi. Bila kedua cara itu tidak berhasil, segera lakukan usaha lanjutan yaitu kompresi aorta abdominalis.
Pada keadaan yang sangat terpaksa dan tempat rujukan yang sangat jauh, walaupun bukti-bukti keberhasilan kurang mendukung, tetapidapayt dilakukan tindakan alternatif yaitu pemasangan tampon padat uterovagina dan kompresi eksternal.
Upaya-upaya tersebut diatas sebaiknya dikombinasikan dengan uterotonika (oksitosin 20 IU, ergometrin 0,4 mg dan / atau mesopostrol 600 mg).
Indikasi
Perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri. Kompresi bimanual dilakukan jika terjadi atonia uteri pasca persalinan. Dalam kaput ini, uterus tidak berkontraksi dengan penatalaksanaan aktif kala III selama 15 detik setelah plasenta lahir.
1.    Kaji ulang indikasi
2.    Kaji ulang prinsip dasar perawatan
3.    Berikan dukungan emosional/ psikologis ibu
4.    Cegah infeksi sebelum tindakan
5.    Kosongkan kandung kemih, pastikan perdarahan karena atonia uteri
6.    Segera lakukan KBI selama 5 menit jika perdarah karena atonia uteri
7.    Pastikan plasenta lahir lengkap
     A.  Kompresi Bimanual Internal (KBI)
1.    Pakai sarung tangan DTT atau steril. Dengan lembut masukkan secara obstetri, tangan (menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus kedalam vagina ibu.
2.    Periksa vaginan dan servik jika ada selaput ketuban atau bengkuan darah pada kavum uteri mungkin hal ini yang menyebabkan uterus tidak berkontraksi secara penuh atau sempurna.
3.    Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada vorniks anterior tekanan dinding anterior uterus kearah tangan luar yang menahan, dan mendorong didnding posterior uterus kearah depan sehingga uterus tertekan dari arah depan belakang
4.    Tekan kuat uterus dikedua tangan. Kompresi uterus memberikan tekanan langsung pada pembulih darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) didinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
Evaluasi Keberhasilan
1.    Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang teruskan melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantaukan ibu secara melekat selama kala IV
2.    Jika uterus berkontraksi tetapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang perinium, vagina dan servik apakah terjadi laserasi. Jika terjadi laserasi segera lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.
3.    Jika uterus tidak berkontraksi selama 5 menit ajarkan keluarga untuk melakukan KBE kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Minta keluarga mulai menyiapkan rujukan.
4.    Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau mesopostrol 600-1000 mcg / rektal. Jangan berikan er\gometrin pada ibu dengan hipertensi karena ergometrin dapat meningkatkan tekanan darah.
5.    Gunakan jarum berdiameter besar ukuran (16-18) pasang infus dan berikan larutan RL yang mengandung oksitosin 20 IU. Jarum berdiameter besar memungkinkan pemberian larutan infus secara IV dengan cepat dan dapat dipakai untuk transfusi darah (jika diperlukan). Oksitosin dapat merangsang uterus, sedangakan cairan RL dapat berfungsi sebagai rehidrasi volume cairan yang hilang akibat perdarahan.
6.    Jika uterus tidak berkontraksi dalam 1-2 menit, segera rujuk ibu karena hal ini mengindikasikan bahwa keadaan tersebut bukan atonia biasa. Ibu memerlukan tindakan kegawatdaruratan segera difasilitas rujukan yang mampu melakukan tindakan operatif dan transfusi darah.
7.    Sambil membawa ibu ketempat rujukan teruskan tindakan KBI dan infus cairan sampai tempat rujukand engan pertimbangan: infus 500 ml pertama harus habis dalam 10 menit, berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba ditempat rujukan atau hingga cairan yang diinfuskan 1,5 liter dan kemudian lanjutkan dalam 125 cc/jam. Jika cairan infus tidak mencukupi, infus 500 ml ( botol ke 2) cairan infus dengan tetesan sedang dan ditambah dengan pemberian peroral untuk dehidrasi.
     B.   Kompresi Bimanual Eksternal
Cara melakukan kompresi bimanual eksterna:
1.    Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien
2.    Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan jari manis salah satu tangan disimfisis dan umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik kearah dinding abdomen.
3.    Letakkan sejauh  mungkin telapak tangan lain dikorpus uterus bagian belakang dan dorong uterus ke arah korpus depan.
4.    Geser parlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama kearah fundus sehingga telapak tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan
5.    Lakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan belakang dan depan)
6.    Perhatikan pendarahan. Bila pendarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan tindakan pertolongan berikutnya.
BAB III
PENUTUP
   A.  Kesimpulan
Kompresi bimanula adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara mekanik. Kompresi bimanual ini terbagi menjadi 2, yaitu kompresi bimanual internal dan eksternal. Kompresi bimanual dilakukan dengan meletakkan tangan luar dibelakang uterus dan menekannya terhadap tangan lain yang terletak dalam vagina pada forniks vaginae anterior dan dikepal menjadi tinju. Komprosi ini dilakukan antara 2 tangan sampai perdarahan berhenti.
    B.   Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dalam pembuatan makalah ini kami tidak luput dari kesalahan.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan ibu bersalin. Yogyakarta : Fitramaya
Rohani, dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Setyorini, Retno Heru. 2013. Belajar tentang persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sulistyawati, Ari dkk. 2010. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta : Salemba Medika


VIDIO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar