Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Neonatal dan Maternal
Dosen Pengampu : Lidia Widia, S,ST.M.Kes
Kompresi Bimanula Internal Dan Eksternal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran
merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Namun dapat menjadi
patologis atau tidak normal sesuai dengan kondisinya. Bidan sebagai tenaga
medis terdepan ditengah masyarakat memegang peranan yang sangat penting untuk
dapat memberi pendidikan kepada masyarakat, sehingga dapat ikut serta
menurunkan angka kemantian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ). Dalam melakukan asuhan pada kala I,II,III,dan
IV harus diberikan sesuai dengan kebutuhan klien.
Kala III dimulai sejak
bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Rata-rata lama kala III berkisar 15-30
menit, baik pada primipara maupun multipara. Rata-rata kematian pada ibu
dialami pada kala III, salah satu penyebabnya adalah atonia uteri atau suatu
kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka
darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak
terkendali.
Keadaan ini dapat terjadi
apabila uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan
taktil fundus uteri dan untuk mengatasinya segera dilakukan kompresi bimanual
internal ( KBI ) dan kompresi bimanual eksternal (KBE).
B. Rumusan Masalaha
1. Apa yang dimaksud dengan kompresi bimanual ?
2. Bagaimana langkah dalam melakukan KBI dan KBE?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari kompresi bimanual.
2. Untuk mengetahui bagaimana langkah dalam melakukan KBI dan
KBE
BAB II
PEMBAHASAN
KOMPRESI
BIMANUAL INTERNAL DAN EKSTERNAL
Kompresi bimanula adalah serangkaian
proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara mekanik. Proses
mekanik yang digunakan adalah dengan aplikasi tekanan pada korpus uteri sebagai
upaya pengganti kontraksi miometrium(yang semantara waktu tidak berkontyraksi).
Kontraksi miometrium dibutuhkan untuk menjepit anyaman cabang-cabang pembuluh
darah besar yang berjalan diantaranya.
Proses ini dilakukan dari luar (KBE)
atau dari dalam (KBI), tergantung tahapan upaya mana yang memberikan hasil atau
dapat mengatasi perdarahan yang terjadi. Bila kedua cara itu tidak berhasil,
segera lakukan usaha lanjutan yaitu kompresi aorta abdominalis.
Pada keadaan yang sangat terpaksa dan
tempat rujukan yang sangat jauh, walaupun bukti-bukti keberhasilan kurang
mendukung, tetapidapayt dilakukan tindakan alternatif yaitu pemasangan tampon
padat uterovagina dan kompresi eksternal.
Upaya-upaya tersebut diatas sebaiknya
dikombinasikan dengan uterotonika (oksitosin 20 IU, ergometrin 0,4 mg dan /
atau mesopostrol 600 mg).
Indikasi
Perdarahan yang
disebabkan oleh atonia uteri. Kompresi bimanual dilakukan jika terjadi atonia
uteri pasca persalinan. Dalam kaput ini, uterus tidak berkontraksi dengan
penatalaksanaan aktif kala III selama 15 detik setelah plasenta lahir.
1. Kaji ulang indikasi
2. Kaji ulang prinsip dasar perawatan
3. Berikan dukungan emosional/ psikologis ibu
4. Cegah infeksi sebelum tindakan
5. Kosongkan kandung kemih, pastikan perdarahan karena atonia
uteri
6. Segera lakukan KBI selama 5 menit jika perdarah karena
atonia uteri
7. Pastikan plasenta lahir lengkap
A. Kompresi Bimanual Internal (KBI)
1. Pakai sarung tangan DTT atau steril. Dengan lembut masukkan
secara obstetri, tangan (menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus
kedalam vagina ibu.
2. Periksa vaginan dan servik jika ada selaput ketuban atau
bengkuan darah pada kavum uteri mungkin hal ini yang menyebabkan uterus tidak
berkontraksi secara penuh atau sempurna.
3. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada vorniks anterior
tekanan dinding anterior uterus kearah tangan luar yang menahan, dan mendorong
didnding posterior uterus kearah depan sehingga uterus tertekan dari arah depan
belakang
4. Tekan kuat uterus dikedua tangan. Kompresi uterus memberikan
tekanan langsung pada pembulih darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta)
didinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
Evaluasi Keberhasilan
1. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang teruskan
melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan
pantaukan ibu secara melekat selama kala IV
2. Jika uterus berkontraksi tetapi perdarahan masih
berlangsung, periksa ulang perinium, vagina dan servik apakah terjadi laserasi.
Jika terjadi laserasi segera lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.
3. Jika uterus tidak berkontraksi selama 5 menit ajarkan keluarga
untuk melakukan KBE kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia
uteri selanjutnya. Minta keluarga mulai menyiapkan rujukan.
4. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau mesopostrol 600-1000 mcg /
rektal. Jangan berikan er\gometrin pada ibu dengan hipertensi karena ergometrin
dapat meningkatkan tekanan darah.
5. Gunakan jarum berdiameter besar ukuran (16-18) pasang infus
dan berikan larutan RL yang mengandung oksitosin 20 IU. Jarum berdiameter besar
memungkinkan pemberian larutan infus secara IV dengan cepat dan dapat dipakai
untuk transfusi darah (jika diperlukan). Oksitosin dapat merangsang uterus,
sedangakan cairan RL dapat berfungsi sebagai rehidrasi volume cairan yang
hilang akibat perdarahan.
6. Jika uterus tidak berkontraksi dalam 1-2 menit, segera rujuk
ibu karena hal ini mengindikasikan bahwa keadaan tersebut bukan atonia biasa.
Ibu memerlukan tindakan kegawatdaruratan segera difasilitas rujukan yang mampu
melakukan tindakan operatif dan transfusi darah.
7. Sambil membawa ibu ketempat rujukan teruskan tindakan KBI
dan infus cairan sampai tempat rujukand engan pertimbangan: infus 500 ml
pertama harus habis dalam 10 menit, berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba
ditempat rujukan atau hingga cairan yang diinfuskan 1,5 liter dan kemudian
lanjutkan dalam 125 cc/jam. Jika cairan infus tidak mencukupi, infus 500 ml (
botol ke 2) cairan infus dengan tetesan sedang dan ditambah dengan pemberian
peroral untuk dehidrasi.
B. Kompresi Bimanual Eksternal
Cara melakukan kompresi bimanual
eksterna:
1. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien
2. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan jari manis salah satu
tangan disimfisis dan umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus
naik kearah dinding abdomen.
3. Letakkan sejauh
mungkin telapak tangan lain dikorpus uterus bagian belakang dan dorong
uterus ke arah korpus depan.
4. Geser parlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama kearah
fundus sehingga telapak tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan
5. Lakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding
belakang dan dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan
(mendekatkan tangan belakang dan depan)
6. Perhatikan pendarahan. Bila pendarahan berhenti, pertahankan
posisi tersebut hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan
belum berhenti, lanjutkan tindakan pertolongan berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompresi bimanula adalah
serangkaian proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara mekanik.
Kompresi bimanual ini terbagi menjadi 2, yaitu kompresi bimanual internal dan
eksternal. Kompresi bimanual dilakukan dengan meletakkan tangan luar dibelakang
uterus dan menekannya terhadap tangan lain yang terletak dalam vagina pada
forniks vaginae anterior dan dikepal menjadi tinju. Komprosi ini dilakukan
antara 2 tangan sampai perdarahan berhenti.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dalam pembuatan makalah ini kami tidak luput
dari kesalahan.
Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumarah,
dkk. 2009. Perawatan ibu bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya
Rohani,
dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa
persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Setyorini,
Retno Heru. 2013. Belajar tentang
persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sulistyawati,
Ari dkk. 2010. Asuhan kebidanan pada ibu
bersalin. Jakarta : Salemba Medika
VIDIO
Kompresi Bimanula Internal Dan Eksternal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran
merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Namun dapat menjadi
patologis atau tidak normal sesuai dengan kondisinya. Bidan sebagai tenaga
medis terdepan ditengah masyarakat memegang peranan yang sangat penting untuk
dapat memberi pendidikan kepada masyarakat, sehingga dapat ikut serta
menurunkan angka kemantian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ). Dalam melakukan asuhan pada kala I,II,III,dan
IV harus diberikan sesuai dengan kebutuhan klien.
Kala III dimulai sejak
bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Rata-rata lama kala III berkisar 15-30
menit, baik pada primipara maupun multipara. Rata-rata kematian pada ibu
dialami pada kala III, salah satu penyebabnya adalah atonia uteri atau suatu
kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka
darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak
terkendali.
Keadaan ini dapat terjadi
apabila uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan
taktil fundus uteri dan untuk mengatasinya segera dilakukan kompresi bimanual
internal ( KBI ) dan kompresi bimanual eksternal (KBE).
B. Rumusan Masalaha
1. Apa yang dimaksud dengan kompresi bimanual ?
2. Bagaimana langkah dalam melakukan KBI dan KBE?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari kompresi bimanual.
2. Untuk mengetahui bagaimana langkah dalam melakukan KBI dan
KBE
BAB II
PEMBAHASAN
KOMPRESI
BIMANUAL INTERNAL DAN EKSTERNAL
Kompresi bimanula adalah serangkaian
proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara mekanik. Proses
mekanik yang digunakan adalah dengan aplikasi tekanan pada korpus uteri sebagai
upaya pengganti kontraksi miometrium(yang semantara waktu tidak berkontyraksi).
Kontraksi miometrium dibutuhkan untuk menjepit anyaman cabang-cabang pembuluh
darah besar yang berjalan diantaranya.
Proses ini dilakukan dari luar (KBE)
atau dari dalam (KBI), tergantung tahapan upaya mana yang memberikan hasil atau
dapat mengatasi perdarahan yang terjadi. Bila kedua cara itu tidak berhasil,
segera lakukan usaha lanjutan yaitu kompresi aorta abdominalis.
Pada keadaan yang sangat terpaksa dan
tempat rujukan yang sangat jauh, walaupun bukti-bukti keberhasilan kurang
mendukung, tetapidapayt dilakukan tindakan alternatif yaitu pemasangan tampon
padat uterovagina dan kompresi eksternal.
Upaya-upaya tersebut diatas sebaiknya
dikombinasikan dengan uterotonika (oksitosin 20 IU, ergometrin 0,4 mg dan /
atau mesopostrol 600 mg).
Indikasi
Perdarahan yang
disebabkan oleh atonia uteri. Kompresi bimanual dilakukan jika terjadi atonia
uteri pasca persalinan. Dalam kaput ini, uterus tidak berkontraksi dengan
penatalaksanaan aktif kala III selama 15 detik setelah plasenta lahir.
1. Kaji ulang indikasi
2. Kaji ulang prinsip dasar perawatan
3. Berikan dukungan emosional/ psikologis ibu
4. Cegah infeksi sebelum tindakan
5. Kosongkan kandung kemih, pastikan perdarahan karena atonia
uteri
6. Segera lakukan KBI selama 5 menit jika perdarah karena
atonia uteri
7. Pastikan plasenta lahir lengkap
A. Kompresi Bimanual Internal (KBI)
1. Pakai sarung tangan DTT atau steril. Dengan lembut masukkan
secara obstetri, tangan (menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus
kedalam vagina ibu.
2. Periksa vaginan dan servik jika ada selaput ketuban atau
bengkuan darah pada kavum uteri mungkin hal ini yang menyebabkan uterus tidak
berkontraksi secara penuh atau sempurna.
3. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada vorniks anterior
tekanan dinding anterior uterus kearah tangan luar yang menahan, dan mendorong
didnding posterior uterus kearah depan sehingga uterus tertekan dari arah depan
belakang
4. Tekan kuat uterus dikedua tangan. Kompresi uterus memberikan
tekanan langsung pada pembulih darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta)
didinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
Evaluasi Keberhasilan
1. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang teruskan
melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan
pantaukan ibu secara melekat selama kala IV
2. Jika uterus berkontraksi tetapi perdarahan masih
berlangsung, periksa ulang perinium, vagina dan servik apakah terjadi laserasi.
Jika terjadi laserasi segera lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.
3. Jika uterus tidak berkontraksi selama 5 menit ajarkan keluarga
untuk melakukan KBE kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia
uteri selanjutnya. Minta keluarga mulai menyiapkan rujukan.
4. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau mesopostrol 600-1000 mcg /
rektal. Jangan berikan er\gometrin pada ibu dengan hipertensi karena ergometrin
dapat meningkatkan tekanan darah.
5. Gunakan jarum berdiameter besar ukuran (16-18) pasang infus
dan berikan larutan RL yang mengandung oksitosin 20 IU. Jarum berdiameter besar
memungkinkan pemberian larutan infus secara IV dengan cepat dan dapat dipakai
untuk transfusi darah (jika diperlukan). Oksitosin dapat merangsang uterus,
sedangakan cairan RL dapat berfungsi sebagai rehidrasi volume cairan yang
hilang akibat perdarahan.
6. Jika uterus tidak berkontraksi dalam 1-2 menit, segera rujuk
ibu karena hal ini mengindikasikan bahwa keadaan tersebut bukan atonia biasa.
Ibu memerlukan tindakan kegawatdaruratan segera difasilitas rujukan yang mampu
melakukan tindakan operatif dan transfusi darah.
7. Sambil membawa ibu ketempat rujukan teruskan tindakan KBI
dan infus cairan sampai tempat rujukand engan pertimbangan: infus 500 ml
pertama harus habis dalam 10 menit, berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba
ditempat rujukan atau hingga cairan yang diinfuskan 1,5 liter dan kemudian
lanjutkan dalam 125 cc/jam. Jika cairan infus tidak mencukupi, infus 500 ml (
botol ke 2) cairan infus dengan tetesan sedang dan ditambah dengan pemberian
peroral untuk dehidrasi.
B. Kompresi Bimanual Eksternal
Cara melakukan kompresi bimanual
eksterna:
1. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien
2. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan jari manis salah satu
tangan disimfisis dan umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus
naik kearah dinding abdomen.
3. Letakkan sejauh
mungkin telapak tangan lain dikorpus uterus bagian belakang dan dorong
uterus ke arah korpus depan.
4. Geser parlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama kearah
fundus sehingga telapak tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan
5. Lakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding
belakang dan dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan
(mendekatkan tangan belakang dan depan)
6. Perhatikan pendarahan. Bila pendarahan berhenti, pertahankan
posisi tersebut hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan
belum berhenti, lanjutkan tindakan pertolongan berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompresi bimanula adalah
serangkaian proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara mekanik.
Kompresi bimanual ini terbagi menjadi 2, yaitu kompresi bimanual internal dan
eksternal. Kompresi bimanual dilakukan dengan meletakkan tangan luar dibelakang
uterus dan menekannya terhadap tangan lain yang terletak dalam vagina pada
forniks vaginae anterior dan dikepal menjadi tinju. Komprosi ini dilakukan
antara 2 tangan sampai perdarahan berhenti.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dalam pembuatan makalah ini kami tidak luput
dari kesalahan.
Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumarah,
dkk. 2009. Perawatan ibu bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya
Rohani,
dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa
persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Setyorini,
Retno Heru. 2013. Belajar tentang
persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sulistyawati,
Ari dkk. 2010. Asuhan kebidanan pada ibu
bersalin. Jakarta : Salemba Medika